Selama ini, ia menganggap mengagumi itu menyebalkan.
Kesannya buang-buang waktu.
Buat apa mengagumi, tapi tidak dikagumi kembali?
Kenapa mau menghabiskan waktu,
Yang dikagumi juga tidak peduli.
Inginnya dikagumi duluan, tidak ingin memulai.
Ego kadang melambung terlalu tinggi.
Sungguh naif.
Lalu bagaimana jika suatu hari,
Rasa kagum itu muncul.
Akal sehatpun tak mampu menjelaskan,
Namun rasanya begitu nyata.
Pahit juga rasanya.
Hanya memandang tapi tak bicara.
Melihat dari jauh tak mampu berkata.
Dari dekatpun hanya seperti angin berlalu.
Kata mereka, bisa saja Tuhan hanya mempertemukan,
Tapi tidak mempersatukan.
Ia pun sadar selama tak berharap lebih,
Mengagumi itu menyenangkan.
Mungkin memang di satu keadaan,
Hanya sebatas tau.
Tersenyum di dalam hati.
Mengagumi dalam diam.
Adalah satu-satunya pilihan.
Ya, semoga Tuhan memberi tahu isi hatinya.
